Tiga Tren Teknologi di 2022: Metaverse, NFT dan Web 3.0

 Tiga Tren Teknologi di 2022: Metaverse, NFT dan Web 3.0


 Pandemi Covid-19 melahirkan budaya bekerja dari tempat tinggal atau work from home (WFH) yang diiringi peningkatan pemanfaatan teknologi.


Seiring dengan pertumbuhan zaman, sejumlah teknologi dan inovasi dikabarkan bakal jadi tren pada 2022. Sebut saja Metaverse, NFT, dan kali ini tersedia Web 3.0.


Adapun konsep yang diusung pada website 3.0 adalah intelektualitas buatan (artificial intelligence). Bukan hanya manusia dengan manusia yang sanggup berinteraksi satu sama lain, namun satu aplikasi dengan yang lain juga sanggup berinteraksi. Kehadiran teknologi dan inovasi baru tersebut, dinilai bakal merubah kehidupan manusia dalam lebih dari satu tahun ke depan.


BACA JUGA

Metaverse Dinilai Untungkan Industri Perbankan


Motivator Syamsul Safin mengatakan, pertumbuhan website 3.0 ternyata berdampak pada ketersediaan lapangan pekerjaan. Pasalnya, ketersediaan sumber energi manusia (SDM) sudah digantikan oleh teknologi digital NEWS OF TECH .


Berkurangnya lapangan pekerjaan juga berimbas pada pencari kerja. Sulitnya memperoleh pekerjaan membawa dampak para pencari kerja ini banting setir membuka usaha.


"Pada selanjutnya bermunculan startup baru yang coba untuk membawa dampak usaha dengan menitik beratkan pada pendanaan ataupun investasi agar sanggup jadi Unicorn," ujar Syamsul.


BACA JUGA

KPK Sebut NFT Berpotensi Jadi Tempat Pencucian Uang


Hanya saja, kata Syamsul, tidak gampang untuk membawa dampak usaha tersebut. Ada lebih dari satu contoh perusahaan startup yang bangkrut. Sebut saja Fabelio (marketplace furnitur), Valadoo (situs e-commerce yang bergerak di bidang perjalanan wisata), Sorabel (e-commerce produk pakaian) dan tetap banyak lagi.


"Penyebabnya perusahaan startup bangkrut adalah sebab kehabisan modal di tengah jalan usaha. Ini yang dinamakan bakar uang. Belum lagi kecuali perusahaan startup tersebut membawa kewajiban membayar utang. Jadi sanggup dikatakan tinggal tunggu waktu bangkrutnya saja," tambahnya.


Melihat keadaan tersebut, para influencer sosial tempat linked-in tergerak untuk berkumpul dengan di Saung Dolken Resort, Sentul, Bogor, Rabu (2/2/2022). Sekitar 100 orang berjumpa secara offline dan 200 orang datang secara online dari berbagai latar belakang profesi.


BACA JUGA

Flip Masuk Jajaran LinkedIn Top Startup List


Pengguna linked-in di seluruh dunia waktu ini sudah capai 740 juta pengguna, lebih kurang 21 juta penggunanya berasal dari Indonesia. LinkedIn salah satu platform sosial tempat yang didalamnya terdiri dari para profesional dari segala bidang.


Acara ini yang diprakarsai oleh Syarea World, sebuah perusahan yang sudah banyak menolong banyak pengusaha-pengusaha untuk growth terlebih di era pandemi. Acara ini juga di dukung penuh Mili sebuah perusahaan Platform digital berbasis apps.


"Mili menyongsong acara ini dan semoga dengan acara seperti ini Mili sanggup berkontribusi untuk kurangi pengangguran di Indonesia," ujar Deputy CEO Mili, Erik Yoachim.


BACA JUGA

East Ventures dan Emtek Suntik Dana Rp 43 Miliar ke Startup NFT


Erik menambahkan, Mili merupakan partner usaha perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu Telkomsel, jalinan keduanya sudah terkait lama, agar Mili sanggup berbisnis dengan basis digital.


Ketua pelaksana acara temu tatap muka, Muharmen Noviandy mengatakan, selama acara berjalan pihaknya menerapkan protokol kesegaran yang ketat, daerah duduk para peserta juga sudah disesuikan dengan keputusan physical distancing.


"Acara sama rencananya juga bakal digelar secara berkala. Kami idamkan berkontribusi untuk sanggup menolong para calon pekerja agar langsung memperoleh pekerjaan agar bakal kurangi angka pengangguran di Indonesia,” tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Facebook memperkenalkan kontrol baru untuk anak-anak yang menggunakan platformnya

Segera Anda dapat menggunakan pengontrol pihak ketiga dengan Stadia di Chromecast Ultra

Tips Meningkatkan Kesehatan Tubuh Secara Alami dengan Perubahan Gaya Hidup